Rabu, 20 Oktober 2010

Cerita Bijak dari Cina

Seorang ibu di Cina yang sudah tua memiliki dua buah tempayan yang di gunakan untuk mencari air, yang di pikul di pundaknya dengan menggunakan sebatang bambu. Salah satu dari tempayan itu retak, sedangkan yang satunya anpa cela dan selalu memuat air hingga penuh. Setibanya di rumah setelah menempuh perjalanan panjang dari sungai, air di tempayan yang retak tinggal separuh. Selama dua tahun hal ini berlangsung setiap hari, dimana ibu itu membawa pulang air hanya satu setengah tempayan. Tentunya si tempayan yang utuh sangat bangga akan pencapaiannya. Namun tempayan yang retak merasa malu akan kekurangannya dan sedih sebab hanya bisa memenuhi setengah dari kewajibannya. Setelah dua tahun yang di anggapnya sebagai kegagalan, akhirnya dia berbicara kepada ibu tua itu di  dekat sungai, "Aku malu,sebab air bocor melalui bagian tubuhku yang retak disepanjang jalan menuju ke rumahmu". Ibu itu tersenyum, "Tidakkah kau lihat bunga beraneka warna di jalur yang kau lalui namun tidak ada di jalur yang satunya? Aku sudah tau kekuranganmu, jadi aku menabur benih bunga di jalurmu dan setiap hari dalam perjalanan pulang, kau menyirami benuh-benih itu. Selama dua tahun aku bisa memetik bunga-bunga cantik untuk menghias meja. Kalau kau tidak seperti itu,maka rumah ini tidak seasri seperti ini sebab tidak ada bunga." Kita semua mempunyai kekurangan masing-masing.. Namun keretakan dan kekurangan itulah yang menjadikan hidup kita bersama menyenangkan dan memuaskan. Kita harus menerima orang apa adanya dan mencari yang terbaik dalam diri mereka.. ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar